Harmonyfm-Tangsel, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Banten dan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Banten kembali menggelar event tahunan Sharia Festival Jawara (SHAFARA) dan Festival Rupiah Banten (FERBA) 2025, dengan mengangkat tema “Menguatkan Ekonomi dan Keuangan Syariah Melalui Sinergi dan Kolaborasi untuk Mendukung Banten Maju dan Sejahtera”.
Kegiatan Shafara dan Ferba 2025 yang di gelar selama tiga hari Jum’at – Minggu, 29-31 Agustus 2025 ini di selenggarakan di Bintaro Xchange Mall Tangerang Selatan ini sebagai wujud sinergi dan kolaborasi antara berbagai lembaga terkait, yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Banten, khususnya yang bergerak di sektor ekonomi syariah.
Kepala KPw BI Banten, Ameriza M Moesa, menjelaskan bahwa Bank Indonesia berperan sebagai orkestrator yang mengarahkan berbagai lembaga, seperti Lembaga Pendampingan Proses Produk Halal (LP3H), Lembaga Halal (LPH), Kementerian Agama, dan perbankan syariah, agar kegiatan ekonomi syariah bisa semakin berkembang. Ia menyoroti potensi besar Banten, baik dari sisi pasar maupun daya beli, terutama di sektor makanan dan gaya hidup halal (halal lifestyle).
“Minimal dari sisi makanan saja, karena sekarang sudah ada halal lifestyle di mana orang kadang-kadang kalau mau ke restoran lihat ada sertifikat halal enggak,” ujar Ameriza, Jum’at (29/08/25).
Ia optimis sektor makanan bisa menjadi motor penggerak tercepat bagi perkembangan ekonomi syariah di Banten.

Selain festival syariah, acara ini juga menampilkan Festival Rupiah (Ferba), yang mengangkat budaya dan sejarah Banten. Ameriza berharap festival ini bisa memperkenalkan sejarah Banten kepada masyarakat, terutama generasi muda, seperti Museum Multatuli dan sejarah uang Banten yang pernah ada pada tahun 1947.
“Mudah-mudahan dengan adanya Festival Rupiah dibarengin dengan Shafara, animonya makin naik,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian Banten Agus M Tauchid yang mewakili Gubernur Provinsi Banten menegaskan komitmen Pemprov untuk mendukung UMKM syariah agar bisa naik kelas hingga skala internasional.
Ia menekankan bahwa Banten memiliki potensi besar dengan lebih dari 98 persen penduduknya adalah muslim. Salah satu bentuk konkret dukungan Pemprov adalah melalui lembaga sertifikasi yang terus dikembangkan oleh Dinas Koperasi, Perdagangan, dan Pertanian.
“Kami mendorong bagaimana industri hulu di Banten dipastikan halal tayib itu betul-betul tercapai,” jelasnya. Contoh yang diberikan adalah industri pemotongan hewan dan unggas yang dijamin kehalalannya, termasuk pakan ternaknya.

Pimpinan Mathla’ul Anwar, KH. Embay Mulia Syarief, menyoroti bahwa salah satu tujuan syariah adalah ‘fithul mal’ atau menjaga kesucian harta, yang pada akhirnya memberikan ketenangan.
Menurutnya, pertumbuhan UMKM di Banten setiap tahun menunjukkan peningkatan yang signifikan. Ia mengapresiasi peran Bank Indonesia Banten yang secara rutin menyelenggarakan acara ini dan melihat produk-produk UMKM yang semakin beragam.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Agama Banten, Dr. H Amrullah, menyoroti pentingnya aspek pemasaran dan kreativitas produk UMKM. Ia mendorong para pelaku UMKM untuk tidak hanya membidik pasar menengah ke atas, tetapi juga menengah ke bawah agar produk lokal menjadi kebanggaan.
“Intinya, kegiatan ini sangat bagus, luar biasa, variatif, dan mudah-mudahan bisa meningkatkan UMKM menjadi pelaku usaha besar, tidak hanya nasional, mungkin menjadi internasional,” pungkasnya.
Acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai lomba, seperti Arkapela dan lomba busana muslim, yang diharapkan dapat menarik lebih banyak pengunjung dan mempromosikan produk-produk UMKM Banten. (Ssk)