Harmonyfm -Serang, Pengamat terorisme sekaligus penggiat Rumah Daulah Buku (Rudalku), Mohammad Soffa Ihsan, menyoroti kejadian teror di Rusia beberapa waktu lalu, dan menyampaikan beberapa poin penting terkait serangan teror di Moskow yang telah terjadi beberapa kali, termasuk serangan teror di gedung teater yang dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri Black Widow. Mohammad Soffa Ihsan juga mencatat bahwa ada kemungkinan adanya faktor retaliasi yang terkait dengan invasi Rusia di Ukraina, yang memunculkan serangan balasan.
“Serangan teror terjadi selama perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, yang pelaku serangan tersebut diduga berafiliasi dengan ISIS yang berbasis di Khorasan, sering disebut sebagai ISIS-K,” ujar Soffa, Rabu (3/4/24).
Dirinya juga menyarankan bahwa ISIS dapat digunakan sebagai ‘amunisi’ oleh negara-negara musuh Rusia, sehingga serangan teror ini dapat dianggap sebagai bentuk ‘terorisme negara’ atau perang antara negara yang dilakukan melalui proxy.
Selanjutnya, Mohammad Soffa Ihsan mengungkapkan keprihatinannya terhadap keberlanjutan dan daya tarik ISIS sebagai pemicu kekerasan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Dia mengingatkan bahwa sel-sel JAD yang berafiliasi dengan ISIS masih aktif di Indonesia dan terus menyebarluaskan ideologi mereka melalui internet maupun secara langsung kepada masyarakat.
“Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan paham intoleransi dan radikalisme, terutama dalam konteks politik, yang dapat memicu radikalisasi di masyarakat,” tambahnya Soffa.
Mohammad Soffa Ihsan berpendapat bahwa ideologi transnasional seperti ISIS akan terus berkembang dalam situasi dunia yang tidak stabil saat ini, dengan konflik dan perang menjadi bagian dari kehidupan manusia.
“Penting bagi Indonesia sebagai negara yang sedang membangun dan memiliki demokrasi yang besar untuk selalu waspada terhadap ancaman kekerasan yang berbasis ideologi dan saya mengusulkan penegakan regulasi yang ketat dan peran aktif masyarakat dalam memerangi radikalisme,” jelasnya Soffa mengingarkan.
Mohammad Soffa Ihsan ini menekankan perlunya kesadaran kolektif dan tindakan bersama untuk melawan ideologi terorisme, serta pentingnya pendidikan dan perdamaian dalam mewujudkan keamanan dan persatuan di Indonesia. (Rls/Ssk).