Harmony FM – Lebak, Program pelatihan dan pengembangan tenun menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) khas Leuwidamar Lebak yang digelar oleh BI Banten hari ini resmi ditutup.
Penutupan pelatihan dan pengembangan tenun ATBM yang digelar sejak 22 Maret sampai 20 April di Pesantren Al Jam’iyatul Washliyah Lebak ini dihadiri oleh Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Banten, Erwin Soeriadimadja; Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Endang Sri Hariatie Budi Karya Sumadi; Desainer Tenun Lebak, Wignyo Rahadi; Camat Leuwidamar, Edia Endi Suhendi; Kapolres Lebak; dan Dandim Kabupaten Lebak.
Dalam sambutannya, Ketua Dekranas, Endang Sri Hariatie Budi Karya Sumadi mengatakan pelatihan tenun ATBM yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) Banten ini merupakan bentuk upaya dalam mendukung pelaku usaha tenun milik Lebak agar bisa lebih mandiri dalam pengembangan usaha.
“Saya berharap dari kegiatan pelatihan tenun di Lebak Banten ini bisa menumbuhkan wirausaha tenun di kalangan para santri, di mana hal ini akan menghasilkan santri-santri yang memiliki wirausaha dan bisa mandiri, selain itu saya berharap pemerintah daerah pun ikut mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini, sehingga tenun ATBM Lebak ini bisa lebih berkembang lagi bahkan bisa meningkatkan daya saing baik nasional hingga internasional di bidang kerajinan,” kata Endang dalam sambutanya pada acara Penutupan Program Pelatihan dan Pengembangan Tenun dengan menggunakan ATBM Mesin (Alat Tenun Bukan Mesin) khas Lewidamar Lebak dalam rangka peningkatan kompetensi perajin tenun kemandirian ekonomi pesantren dan menunjang sektor pariwisata Provinsi Banten,” Senin (20/4/2021).
“Kami dari Dekranas akan mendukung kegiatan pelatihan yang dilakukan di Pesantren Al Washliyah, karena ini merupakan upaya Dekranas dalam mendukung kemandirian ekonomi Indonesia di mana misi kita antara lain menyiapkan regenerasi penerus yang bisa mengembangkan kerajinan-kerajinan di daerah,” imbuh Endang.
Sementara itu, Camat Lewidamar, Edia Endi Suhendi mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, baik Bank Indonesia Banten dan para tamu undangan yang telah hadir dalam kegiatan pelatihan tenun Lebak yang digelar di Ponpes Al Jam’iyatul Washliyah.
“Pondok pesantren ini diberikan bantuan 5 alat tenun lengkap dengan mesin untuk para santri dan santriwati serta masyarakat khususnya di Leuwidamar. Tentunya dengan bantuan dan support ini, akan bisa membantu masyarakat Lebak khusunya di wilayah Leuwidamar untuk memiliki keahlian menenun, saya berharap akan ada pelatihan-pelatihan lagi di ponpes yang lain, khususnya di wilayah Leuwidamar ini,” tutur Edia.
Sedangkan, Kepala KPw BI Banten, Erwin Soeriadimadja mengatakan tujuan digelarnya pelatihan menenun di wilayah Kabupaten Lebak ini, karena Kabupaten Lebak memiliki potensi SDM (Sumber Daya Manusia) yang sangat profesional. Terlebih lagi, pada para pesantren di wilayah Pondok Pesantren Al Jam’iyatul Washliyah.
“Karena di Lebak punya tenun Baduy jadi untuk produk yang dihasilkan di Ponpes ini masih belum kami berikan namanya. Tentunya tenun Baduy harus kita lestarikan dan dijaga terus. Yang penting jangan mematikan produk tenun Baduy yang sudah heritage dengan tenun yang dihasilkan di Ponpes ini,” ujar Erwin.
Selanjutnya, dalam rangka pengembangan kain tenun di Banten, meskipun pelatihannya sudah ditutup, tapi BI Banten akan terus membina dan mengembangkan tenun ATBM sebagai pelengkap dan akan terus berkreasi memperkaya motif tenun di Banten selain tenun yang sudah heritage yaitu Tenun Baduy.
“Kami akan terus coba kembangkan tenun ATBM dengan motif khas Leuwidamar Lebak, dan akan memperkenalkannya kepada masyarakat luas terkait seni kreatif kain tenun di Banten. Saya berharap ini mendapatkan dukungan pemerintah daerah dan masyarakat lainnya,” tandas Erwin.
Perlu diketahui, pelatihan tenun ini dipimpin oleh Wignyo Rahadi sejak tanggal 22 Maret 2021. Beliau adalah desainer nasional dan tenaga ahli Dekranas yang giat menyosialisasikan pengembangan tenun nusantara selama ini. Pada pelatihan tenun Banten ini, terdiri dari pelatihan mewarnai benang, pelatihan menggunakan alat mehani, dan pelatihan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM), hingga praktek membuat dan mengenal motif tenun baru khas Lebak.
Dengan telah dilaksanakan pelatihan ini diharapkan dapat terbentuk kelompok Tenun Banten yang menjadi andalan Local Economic Development (LED) Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten, serta penggunaan ATBM dan Ilmu Teknis baru dapat meningkatkan kualitas produk tenun Banten. (Siska)