Harmonyfm – Serang, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendbud) Kota Serang, Ahmad Nuri, mengakui bahwa program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di wilayahnya masih belum merata.
Dari total sekolah yang ada, baru sekitar 300 sekolah mulai dari tingkat TK, SD, hingga SMP yang telah menerima manfaat program ini.
Nuri menyoroti masih banyaknya masyarakat dan sekolah yang belum tersentuh program MBG.
“Masih banyak orang-orang yang belum menerima manfaat dari MBG. Saya berharap orang yang paling menginginkan MBG itu di prioritaskan,” tegas Ahmad Nuri, Senin (29/09/25).
Ia menambahkan, hasil kunjungannya ke wilayah Taktakan dan Walantaka menunjukkan masih ada sekolah yang sama sekali belum menerima bantuan makanan bergizi tersebut.
Total ada 36 dapur penyedia MBG, namun banyak sekolah yang mengeluhkan belum mendapat giliran. “Saya juga mendapat banyak masukan, untuk mendapat manfaat dari MBG tersebut,” ujarnya.
Terkait isu higienitas makanan, Nuri memastikan pihaknya telah melakukan langkah pencegahan untuk menghindari keracunan. Ia mencontohkan di SDN 2 Kota Serang, para guru melakukan uji coba makanan terlebih dahulu sebelum dibagikan kepada siswa.
“Kemarin saya pastikan ke beberapa sekolah, sudah di wanti-wanti untuk mencegah keracunan. Sekolah juga memastikan makanannya higienis, delivery tepat pada waktunya. Sekolah sudah didorong ke sana,” jelas Nuri.
Mengenai sertifikat higienis, ia akan melakukan pengecekan lebih lanjut, yang merupakan ranah dari Dinas Kesehatan (Dinkes).
Nuri juga menanggapi temuan adanya makanan saset atau snack yang dikonversi dari menu MBG yang seharusnya berupa makanan lengkap. Ia menegaskan belum menerima laporan resmi, namun akan segera mengambil tindakan jika hal ini benar terjadi.
“Selama saya berkunjung ke sekolah, MBG itu ada nasi, ada lauknya, ada buahnya. Saya belum melihat atau tahu di konversi menjadi makanan atau semacam snack seperti itu. Nanti kami akan tegur, karena kebutuhannya adalah makanan, lauk pauk, dan lain-lain,” ancamnya.
Koordinasi Sertifikasi Halal dan Kesehatan
Mengenai sertifikat halal untuk makanan MBG, Ahmad Nuri mengaku belum dapat memastikan.
Ia menjelaskan bahwa urusan sertifikat halal berada di bawah kewenangan Kementerian Agama (Kemenag), sementara sertifikat kesehatan dan higienis ada di Dinas Kesehatan (Dinkes). Pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan aspek legalitas dan keamanan pangan.
Nuri berharap program MBG dapat benar-benar tepat sasaran dan memberikan manfaat gizi yang maksimal bagi anak-anak didik di Kota Serang. (Ssk)