Harmonyfm-Serang, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Banten bersama Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyelenggarakan Program Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It). Program yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia ini fokus mengedukasi generasi muda sebagai calon investor masa depan.
Di Banten, kegiatan ini menyasar sekitar 400 mahasiswa dari seluruh universitas besar.
Kepala KPw BI Banten, Ameriza M Moesa, mengungkapkan tujuan utama adalah mendorong perkembangan pasar keuangan di luar sektor perbankan.
“Pasar keuangan adalah salah satu sumber permodalan untuk pembiayaan pembangunan. Selama ini, kita tahu di Indonesia ini dominasinya terlalu banyak di sektor perbankan,” ujar Ameriza.
Ia menambahkan, potensi pembiayaan juga bisa berasal dari luar perbankan, seperti pasar modal, pasar saham, dan surat utang.
Melalui sosialisasi ini, Ameriza berharap basis investor Indonesia dapat berkembang lebih cepat, terutama dengan meningkatnya partisipasi generasi muda yang kelak akan menjadi calon investor.
Program Like It juga diinisiasi untuk menjembatani kesenjangan antara tingkat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.
Ameriza menyoroti bahwa tingkat literasi keuangan masih relatif rendah, sementara tingkat inklusinya jauh lebih tinggi.
“Mudah-mudahan dengan program Like It ini bisa memperkecil gap antara literasi dengan inklusi ya. Jadi literasi indeks kita bisa lebih naik lagi mendekati negara-negara maju,” terang Ameriza.
Senada dengan hal itu, Kepala Kantor OJK Provinsi Banten, Adi Dharma, memaparkan data survei OJK dan BPS triwulan I tahun 2025 yang menunjukkan tingkat inklusi keuangan mencapai 80,51 persen, namun literasi hanya 66 persen.
“Artinya, hanya 66 persen masyarakat Indonesia yang paham terkait dengan produk lembaga jasa keuangan. Yang menggunakan banyak (80,51 persen), tapi tidak paham,” jelas Adi.
Kesenjangan ini disebut menjadi penyebab utama banyaknya masyarakat yang terjebak menggunakan lembaga jasa keuangan ilegal yang tidak terdaftar di OJK.
Adi Dharma juga menambahkan harapannya, melalui literasi Like It, tingkat pemahaman penggunaan jasa keuangan oleh masyarakat Banten bisa diserap dan dipahami, dengan target mencapai 100 persen.
Kepala Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan Kanwil DJP Banten, Riza Pahlevi, menyampaikan apresiasinya atas inisiatif BI Banten yang menyasar mahasiswa.
“Mahasiswa itu adalah calon investor di masa depan. Merekalah pelaku bisnis yang akan di depan,” kata Riza.
Ia meyakini, dengan literasi keuangan yang disiapkan sejak dini, kesadaran dan kewajiban kepada negara dalam bentuk perpajakan juga akan menjadi lebih baik.
Kementerian Keuangan Provinsi Banten, yang juga melibatkan perwakilan dari DJKN, menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan ini dan berharap Program Like It dapat diselenggarakan setiap tahun dengan jangkauan universitas yang lebih luas.(ssk)