Harmonyfm – Serang, Gubernur Banten, Andra Soni, menegaskan komitmennya untuk memperkuat posisi Bank Banten sebagai motor penggerak ekonomi daerah. Dalam sambutannya di acara Gebyar Apresiasi Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, ia mengajak seluruh Pemerintah Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten untuk segera mengalihkan pengelolaan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) ke Bank Banten.
Andra Soni menyampaikan kabar baik mengenai progres Rencana Kelompok Usaha Bersama (KUB). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi telah menetapkan persetujuan efektif struktur KUB antara Bank Banten dan Bank Jatim per 17 Oktober 2024.
“Ini adalah upaya panjang kita bersama untuk menjadikan Bank Banten sebagai bank kebanggaan. Efektifnya KUB ini membawa dampak positif pada penguatan permodalan, likuiditas, peningkatan tata kelola, hingga perbaikan kualitas layanan digital,” ujar Andra, Kamis (19/12/25).
Gubernur menekankan bahwa jika seluruh Kabupaten/Kota di Banten bersinergi, potensi kekuatan finansial yang dikelola bisa mencapai puluhan triliun rupiah.
“Kalau Bank ini mampu mengelola seluruh RKUD se-Provinsi Banten, kurang lebih ada sekitar Rp42 triliun uang yang dikelola di sini. Keuntungannya pasti kembali ke daerah dan manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat Banten,” tegasnya.
Ia juga memberikan apresiasi khusus kepada Pemkab Lebak dan Pemkot Serang yang telah lebih dulu berkomitmen, sembari memberikan ajakan persuasif kepada daerah lain seperti Pandeglang dan Kabupaten Serang.
Andra Soni menegaskan bahwa langkah ini bukan untuk kepentingan sesaat, melainkan warisan untuk masa depan Banten. Ia memimpikan Bank Banten hadir di setiap lini kegiatan masyarakat.
“Saya punya cita-cita, suatu hari di mana-mana logonya Bank Banten. Bahkan sampai kegiatan HUT RI di desa-desa pun, Bank Banten hadir men-support. Kita ingin bank ini dikelola secara aman, profesional, dan akuntabel,” tambahnya.
Di akhir sambutan, ia melontarkan pesan penyemangat untuk seluruh pemangku kepentingan agar memiliki rasa kepemilikan yang tinggi terhadap bank pembangunan daerah tersebut. “Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” tutupnya.(ssk)







