Harmony FM – Serang, Perekonomian Banten pada triwulan IV 2019 tumbuh sebesar 5,90% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan III 2019 sebesar 5,41% (yoy), dan juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,97% (yoy). Hal ini diungkapkan oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Banten Erwin Soeriadimadja saat konferensi pers Laporan Perekonomian Provinsi Banten Periode Februari 2020, yang digelar di KPw BI Banten, Rabu (11/03/20).
“Di level regional Jawa, pertumbuhan ekonomi Banten triwulan IV 2019 berada di posisi ketiga di antara provinsi Jawa lainnya,” ungkap Erwin.
Menurut Erwin meningkatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten dari sisi permintaan, terutama didorong oleh membaiknya net ekspor serta konsumsi yang tumbuh cukup tinggi.
“Dari sisi penawaran, pertumbuhan ditopang oleh meningkatnya kinerja industri pengolahan, konstruksi, perdagangan, transportasi & pergudangan, dan real estate,” terangnya.
Secara keseluruhan tahun 2019 perekonomian Banten tumbuh 5,53% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 5,81% (yoy).
Sementara Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Banten pada triwulan IV 2019 tercatat sebesar 3,30% (yoy), atau menurun dibandingkan triwulan III 2019 yang sebesar 3,64% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada 3 tahun terakhir yaitu sebesar 3,45% (yoy). Meski menurun, angka tersebut masih berada di atas realisasi inflasi Nasional dan regional Jawa.
“Secara spasial, penurunan tekanan inflasi yang terjadi di Provinsi Banten pada triwulan IV 2019 disebabkan oleh menurunnya tekanan tiga kota sampel IHK,” ujar Erwin.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, penurunan tekanan inflasi di Provinsi Banten disebabkan oleh menurunnya tekanan harga di hampir seluruh kelompok pengeluaran. Dari sisi andilnya, inflasi Provinsi Banten pada triwulan IV 2019 didorong oleh kelompok bahan makanan. Sejalan dengan andil kelompok pengeluarannya, komoditas yang memberikan andil inflasi tertinggi di Provinsi Banten didominasi oleh kelompok bahan makanan.
“Komoditas kelompok bahan makanan yang memberikan andil inflasi yang cukup besar pada inflasi Provinsi Banten diantaranya cabai merah, bawang merah, bawang putih, dan bandeng,” jelas Erwin.
Dalam konferensi pers tersebut, Erwin juga mengatakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada triwulan II 2020 diperkirakan tumbuh sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2019 yang diperkirakan, didukung oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan membaiknya kinerja ekspor-impor terutama antar daerah. Di sisi penawaran, sebagian lapangan usaha utama diperkirakan akan tumbuh meningkat antara lain perdagangan, pertanian, akomodasi & makan minum, dan transportasi & pergudangan.
“Di sisi perkembangan harga, laju inflasi Provinsi Banten pada tahun 2020 masih sejalan dengan target pemerintah, di kisaran 3,0±1% (yoy), meskipun diperkirakan lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi tahun 2019,” kata Erwin.
Berdasarkan kelompok komoditas, inflasi Provinsi Banten pada tahun 2019 utamanya didorong oleh kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi. Wabah corona diperkirakan menjadi salah satu faktor yang memicu tingginya inflasi Provinsi Banten. (Siska)