Harmonyfm-Serang, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar program Sahabat Ibu Cakap Literasi dan Edukasi Ekonomi Syariah (Si Cantik) di Banten, mengumpulkan 754 perempuan dari berbagai organisasi untuk didorong menjadi agen literasi keuangan syariah.
Acara ini merupakan wujud komitmen sinergi dan kolaborasi OJK dengan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Banten dan Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Banten untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui literasi keuangan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menekankan pentingnya edukasi keuangan bagi perempuan.
Ia menyebutkan, perempuan, yang hadir merepresentasikan berbagai kelompok termasuk istri PNS, PP Muslimat, hingga disabilitas, adalah Menteri Keuangan Keluarga dan madrasah bagi anak-anak.
Namun, kelompok ini juga rentan menjadi sasaran skema penipuan, baik investasi bodong maupun berbagai scam dan fraud yang menggunakan sistem keuangan.
“Karena itu, perempuan harus kita bantu,” ujar Friderica, seraya mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan media agar program ini bisa teramplifikasi lebih luas.
Ia juga menyoroti data literasi keuangan syariah yang masih di angka 43 persen, sementara inklusinya baru 13 persen. “Angka ini yang terus didorong agar semakin banyak masyarakat terliterasi dan terintegrasi dalam keuangan syariah,” terangnya.
Friderica juga memastikan akan ada kegiatan yang berkelanjutan pasca-acara ini, sehingga nasib kelompok perempuan dalam berusaha secara sehat, transparan, dan sesuai norma syariah dapat terus dikawal.
Ketua Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Banten, Siti Ma’rifah, yang juga merupakan tim literasi edukasi OJK, menyambut baik program ini.
“Saya ucapkan terima kasih kepada OJK karena Banten menjadi tempat penyelenggaraan program Si Cantik yang bertujuan menjadikan perempuan berdaya dan masyarakat sejahtera,” ungkapnya.
Menurut Siti Ma’rifah, 754 peserta yang hadir kali ini adalah kader-kader dan pimpinan yang nantinya akan melakukan literasi dan edukasi di seluruh Provinsi Banten.
Ia menegaskan pentingnya kegiatan ini mengingat perempuan rentan terhadap masalah seperti pinjaman online (pinjol) ilegal yang berakibat pada ketahanan keluarga, tidak hanya dari sisi ekonomi.
Sedangkan Ketua Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Banten, Irna Dimyati, menyatakan acara ini adalah hari yang mulia bagi perempuan hebat, menunjukkan komitmen besar untuk memberikan kontribusi perempuan yang lebih besar.
Irna mengakui bahwa selama ini pemahaman dan kecakapan perempuan dalam mengelola keuangan rumah tangga maupun perilaku usaha masih minimal.
“Saya berharap pelatihan dan diskusi besar hari ini dapat menuntaskan persoalan dari hulu ke hilir dan memastikan pengelolaan keuangan syariah berkembang di seluruh Indonesia, khususnya di Banten, serta mendatangkan berkah Allah karena selalu melalui norma-norma syariah agama,” ucap Irna.
Senada dengan itu, Kepala DP3AKKB Provinsi Banten, Siti Ma’ani Nina, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya. Ia menyebut “Perempuan Berdaya, Masyarakat Sejahtera” sebagai tagline yang tepat saat ini.
“Ini salah satu program yang memang menjadi prioritas bagi kami, karena perempuan berdaya masyarakat sejahtera itu merupakan tagline yang tepat pada saat ini,” ujarnya
Ia menekankan bahwa digitalisasi harus merambah setiap perempuan, dan 754 peserta ini akan menjadi agen edukasi untuk memberikan informasi terkait digitalisasi dan pengelolaan keuangan.
“Digitalisasi harus merambah kepada setiap perempuan dan juga bagaimana mengelola Kelelahan keuangan baik itu rumah tangga maupun juga pelaku usaha,” jelas Nina.
“Dengan pemberdayaan ini menjadi satu tujuan untuk kesejahteraan masyarakat di Provinsi Banten, karena perempuan menjadi bagian jumlah yang cukup besar yang menjadi potensi terkait dengan program dari kita,” pungkasnya. (Ssk)







