Harmonyfm – Cilegon, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Banten menggelar Financial Expo (Fin Expo) Banten 2025 selama dua hari 31 Oktober – 01 November di Cilegon Center Mall (CCM) sebagai puncak dari Bulan Inklusi Keuangan (BIK) dengan mengusung tema “Inklusi Keuangan untuk Semua Rakyat, Rakyat Sejahtera Indonesia Maju.”
Kegiatan kolaboratif ini bertujuan memperluas akses masyarakat terhadap pelayanan dan produk keuangan yang aman, mudah, dan sesuai kebutuhan.
Kepala OJK Banten Adi Dharma, menyampaikan apresiasi kepada seluruh stakeholder yang berkolaborasi, mulai dari Pemda, Lembaga Jasa Keuangan (LJK), Bank Indonesia, asosiasi, komunitas, hingga insan media.
Ia memaparkan capaian positif di Provinsi Banten dimana Indeks Inklusi Keuangan meningkat dari 65 persen pada tahun 2024 menjadi 80,51 persen di tahun 2025. Sedangkan Indeks Literasi Keuangan meningkat dari 55 persen menjadi 65 persen.
“Berdasarkan survei yang kami lakukan di tahun 2025 ada peningkatan inklusi keuangan ya. Kalau sebelumnya di tahun 2024 itu inklusi keuangan itu hanya mencapai 65 persen saat ini sudah 80,51 persen ya. Demikian juga literasinya, literasinya yang awalnya 55 persensaat ini sudah 65 persen,” ujarnya.
“Harapan kami tentunya dengan adanya Financial Expo ini bisa mencapai 90 persen dan bahkan bisa mendekati 100 persen,” imbuh Adi.
Kenaikan signifikan ini, menurut Adi Dharma, didorong oleh sosialisasi rutin OJK dan kerja sama dengan LJK seperti Bank Mandiri, Bank BJB, dan Bank Banten untuk mengedukasi masyarakat agar bijak menggunakan keuangan.
Menurut Adi, Fin Expo Banten 2025 diikuti oleh 24 LJK dari sektor perbankan, pasar modal, dan Institusi Keuangan Non Bank (IKNB), serta tiga booth dari OJK, Bank Indonesia, dan Bursa Efek Indonesia. Expo ini menampilkan berbagai layanan, mulai dari pembukaan rekening, pembiayaan UMKM, asuransi mikro, hingga literasi di berbagai cabang keuangan.
Adi Dharma mengakui masih adanya tantangan dalam memperluas jangkauan ke kelompok masyarakat di wilayah pedesaan, perempuan, pelajar, dan pegawai PKM.
“Untuk itu, kami dari OJK Provinsi Banten akan terus memperkuat program edukasi dan pendampingan keuangan. Memperluas sinergi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), serta mendorong inovasi keuangan berkelanjutan yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” terangnya.
Selain itu, lanjut Adi, dalam kegiatan ini, akan dilakukan penandatanganan komitmen bersama terkait Simpanan Pelajar untuk program Ekosistem Keuangan Inklusi (EKI) Desa Tirtayasa. Penyerahan Akad Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir (KPMR) dari BPRS Cilegon dari Perseroda, sebagai program inklusi Kabupaten Serang dan Kota Cilegon.
Kegiatan hari ini bukan sekedar seremoni tetapi untuk mewujudkan masyarakat Banten yang lebih melek keuangan, mandiri dan berdaya saing. Semoga semangat kolaborasi yang kita bangun di sini terus berlanjut tidak hanya bulan industri keuangan, tetapi menjadi gerakan berkelanjutan sepanjang tahun.
“Kami berharap Financial Exco Banten 2025 dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, memperluas akses keuangan yang eksklusif serta menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan di Provinsi Banten,” tuturnya.

Sementara itu, Anggota Komisi XI DPR RI, Annisa Mahesa, menyampaikan apresiasi luar biasa atas inisiatif OJK Banten.
“Hal ini luar biasa karena sejalan dengan amanat Presiden. Karena Pak Presiden dari awal pun juga salah satu tujuannya adalah supaya UMKM naik kelas. Sekarang nasional itu sudah 80,51 persen, sudah selangkah lebih dekat lah menuju target inklusi keuangan Indonesia,” ujarnya.
Annisa juga menyoroti pentingnya acara yang diadakan di Mall karena mudah diakses, sekaligus menekankan bahwa inklusi keuangan bukan hanya tentang rekening online, tetapi juga tentang penggunaan digitalisasi keuangan yang baik, seperti QRIS oleh UMKM.
Ia juga menegaskan bahwa upaya-upaya seperti program KPMR akan dibawa ke ruang rapat DPR RI sebagai bagian dari upaya mengurangi praktik pinjaman ilegal (pinjol).
“Off course, pastinya. Karena kan memang kita di DPR RI ini salah satu concern kita kan terkait pinjol,” tegasnya.
Sedangkan, Asisten Daerah (Asda) II Kota Cilegon, Ahmad Aziz Setia Ade Putra, mewakili Pemkot Cilegon, menyambut baik acara ini. Ia menilai tema yang diangkat sangat berdampak untuk membangun perekonomian yang lebih merata dan berdaya saing.
“Inklusi bukan hanya soal akses terhadap pelayanan keuangan. Tapi bagaimana setiap lapisan masyarakat mulai dari petani hingga pelaku usaha dapat membangun kesejahteraan. Melalui TPAKD, pemerintah akan terus berupaya memperluas akses keuangan,” ungkapnya.
Ia berharap Financial Expo Banten 2025 menjadi momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam membangun sistem keuangan yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
“Dengan harapan bahwa semangat kolaborasi akan terus berlanjut sepanjang tahun untuk mewujudkan masyarakat Banten yang lebih melek keuangan, mandiri, dan berdaya saing,” tutupnya.(ssk)

 
	    	






