Harmonyfm -Serang, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memutuskan bakal mendirikan kantor di wilayah Banten tahun ini. Hal itu diungkapkan Kepala Kantor OJK Jabodebek dan Banten Roberto Okyuwen pada Jum’at (31/05/24).
“Kita memutuskan akan mendirikan kantor OJK di Banten di tahun ini, namun demikian sampai saat ini tantangan kami adalah mencari gedung yang sesuai, dan ternyata di Kota Serang susah sekali mencari gedung yang siap pakai dan representatif untuk kita sewa, jadi kita belum menemukan gedung yang layak dari ukuran kita untuk disewa, mudah-mudahan itu tidak menghambat Kantor OJK di Banten segera Berdiri sehingga temen-temen bisa lebih intens,” ungkap Roberto.
Menurut Roberto kenapa kantor OJK Perlu ada di Banten, hal ini di karenakan di Banten ada 54 BPR, dan 8 BPRS, selain itu bank Banten juga udah penuh menjadi BPD yang brarti kan di awasi kantor OJK.
“Dari sisi non bank di Banten ada 8 kabupaten /kota dan itu membuat intensitas kegiatan dengan Pemerintah Daerah (Pemda) semakin tinggi, komunitas-komunitas yang harus di layani untuk edukasi dan literasi itu harus intens, saya kira ini penting untuk segera diadakan kantor OJK di Banten,” terangnya.
Roberto akui OJK saat ini paling banyak kegiatannya di Bogor dan Bekasi, hal ini dilakukan karena masih banyak BPR dan BPRS di daerah tersebut yang masih belum mempunyai modal inti Rp 6 miliar.
“Dulu di Jakarta dan Banten kita hanya punya 12 BPR dan BPRS yang belum mempunyai modal inti Rp6 miliar, dan setelah kita dorong, ada tambahan modal, dan segala sesuatu nya tersisa 4 yang belum mempunyai modal inti, dan tiba-tiba dari Bogor dan Bekasi BPR dan BPRS yang belum memenuhi modal inti Rp6 miliar ada sebanyak 44, jadi di tambah yang di Jakarta dan Banten totalnya sekarang ada 48 BPR dan BPRS yang belum memenuhi modal inti, terbanyak secara nasional untuk kantor OJK, dari situ bahkan ada 15 yang modal intinya belum Rp3 miliar, hal ini yang membuat saya lebih fokus ke Bogor dan Bekasi,” ujar Roberto.
Dalam kesempatan tersebut Roberto juga mengatakan ada beberapa inisiatif yang di kerjakan oleh OJK. “Ada satu, dua, inisiatif yang sifatnya skala besar, yang merupakan bagian dari kegiatan pokok kita, seperti program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), inisiatif desa wisata inklusif atau lainnya yang perlu kita tetapkan setiap tahun, karena itu merupakan kewajiban dari kantor OJK,” katanya.
Kemudian Untuk saat ini OJK ingin menggali kelompok-kelompok komunitas yang belum banyak tersentuh dalam konteks literasi dan edukasi. “Tolong berikan masukan siapa lagi yang perlu kita sambangi, saat ini saya kepikiran ingin berikan literasi dan edukasi kepada guru-guru SD dan MI, karena beberapa Minggu yang lalu, saat kita ada kegiatan di kantor pendidikan ternyata banyak guru-guru yang terjerat Pinjaman Online (Pinjol) ilegal dan investasi bodong , salah satu caranya saya ingin berikan literasi dan edukasi kepada mereka dan coba bersama-sama cari solusinya,” tutup Roberto. (Ssk).