Harmonyfm- Serang, Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten Virgojanti mengungkapkan, inflasi di Provinsi Banten terkendali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks gabungan 3 kota di Provinsi Banten, inflasi pada bulan Mei 2023 Year on Year (YoY) mencapai 3,67 persen. Pemerintah Provinsi Banten waspada terhadap cuaca ekstrem, el Nino yang bisa berdampak pada produksi pangan.
Hal itu diungkap oleh Virgojanti usai Rapat Pengendalian Inflasi Daerah yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia M Tito Karnavian secara virtual di Pendopo Gubernur Banten, KP3B Curug, Kota Serang, Senin (12/06/23).
“Pemprov Banten terus mendukung pengendalian inflasi di Kota Cilegon dan Kota Serang. Kita melakukan koordinasi dengan TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) Kota Cilegon dan Kota Serang,” ungkapnya.
Dijelaskan Virgojanti, intervensi pasar melalui pasar murah yang pekan lalu dilaksanakan di Kota Serang cukup efektif. Meski dilakukan di luar pasar, saat ini harga telur sudah mendekati harga acuan Pemerintah.
“Kita juga menggerakkan Tim Satgas Pangan Provinsi Banten agar tidak terjadi pemanfaatan kondisi ini. Apalagi sebentar lagi kita memasuki Hari Raya Idul Adha, kita juga berusaha melakukan pemenuhan hewan kurban dari daerah penghasil,” ungkapnya.
Masih menurut Virgojanti, ketersedian kebutuhan pangan di Provinsi Banten masih terkendali. Pemprov Banten terus waspada terhadap ketersediaan bahan pangan karena pemenuhan beberapa bahan pangan dipasok dari daerah lain. Di antaranya cabai, bawang merah, dan bawang putih.
“Pada beberapa komoditas pangan, di beberapa daerah indikatornya sudah menunjukkan warna merah dan ada juga daerah yang masih berwarna hijau. Kita diminta mengantisipasi terhadap kondisi cuaca ekstrem yaitu el Nino,” papar Virgojanti.
“Kita harus hati-hati dan antisipasi di wilayah penghasil ada kemungkinan juga terdampak el Nino,” tambahnya.
Masih menurut Virgojanti, dampak el Nino tidak hanya berdampak pada pemenuhan barang kebutuhan pangan dari dalam negeri. El Nino juga bisa berdampak pada beberapa negara produsen pangan sehingga berdampak terhadap pemenuhan barang kebutuhan pangan dari luar negeri atau impor.
“Intinya, kita harus mengantisipasi dengan memperkuat kebutuhan pangan daerah kita melalui langkah-langkah nyata melalui dinas teknis,” ungkapnya.
“Supaya kondisi ketersedian pangan dan harga di Provinsi Banten tetap terkendali,” tambah Virgojanti.
Dikatakan, Pemprov Banten juga mengantisipasi dampak el Nino dengan penguatan produksi kebutuhan pangan. Pemprov Banten menjalin koordinasi dan kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI, Polri serta pihak-pihak terkait dalam penguatan produksi bahan pangan.
Masih menurut Virgojanti, Dinas Pertanian Provinsi Banten juga menyiapkan Tim Brigade Pompa untuk beberapa daerah rawan kekeringan. Tim ini utamanya ditujukan untuk daerah pertanian yang rawan kekeringan di Wilayah Banten Selatan. Tujuannya, agar tetap terjaga kebutuhan air lahan pertaniannya.
“Wilayah Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang,” ungkapnya. (Rls/Ssk).