Harmonyfm-Serang, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) melaporkan kinerja yang baik pada kuartal pertama tahun 2025 meskipun menghadapi tantangan pasar.
Presiden Direktur dan CEO Indosat, Vikram Sinha, mengungkapkan bahwa perusahaan mencatatkan pertumbuhan positif pada sejumlah indikator utama, termasuk penambahan 700.000 pelanggan dan peningkatan pengguna unique data mendekati 1.300.000.
“Meskipun pendapatan secara keseluruhan mengalami penurunan sebesar 3,5 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, hal ini terutama disebabkan oleh dua alasan, yang pertama pada kuartal satu jumlah hari lebih sedikit di bandingkan kuartal ke empat,” ujarnya, saat Media Update Q1 2025 Result yang digekar secara online, Rabu (30/04/25).
“Kedua faktor musim, dimana kuartal 4 memiliki faktor musim yang lebih tinggi dibandingkan kuartal 1. Dan dampak Lebron juga terlihat relatif lebih sedikit di tahun ini karena masih di bulan Maret. Dampaknya akan lebih terlihat pada bulan April,” imbuh Vikram.
Kabar baiknya lainnya adalah, Indosat mencatat peningkatan permintaan sebesar 8 persen.
Lebih lanjut, Vikram menekankan komitmen Indosat untuk menjadi pemimpin yang efisien dalam mendorong pertumbuhan. Perusahaan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mengoptimalkan biaya operasional (OPEX) dan belanja modal (CapEx).
“Hasilnya, laba bersih yang dilaporkan tumbuh signifikan sebesar 27 persen secara kuartalan, atau sekitar 6 persen jika dinormalisasi. EBITDA perusahaan juga tumbuh sebesar 6 persen secara kuartalan,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Vikram menyoroti betapa pentingnya industri telekomunikasi bagi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, terutama sebagai tulang punggung konektivitas dan investasi AI.
Ia menegaskan bahwa Indosat berfokus pada penyediaan pengalaman dan nilai terbaik bagi pelanggannya yang berjumlah hampir 100 juta, dengan rata-rata pengeluaran sekitar Rp40.000 per bulan.
“Indosat berupaya untuk terus memberikan layanan yang lebih terjangkau dan berkualitas untuk meningkatkan produktivitas masyarakat,” tegas Vikram.
Melihat ke depan, Vikram menyampaikan pandangan jangka panjang perusahaan yang menunjukkan peningkatan rata-rata pengeluaran pelanggan dari sekitar Rp30.000 menjadi hampir Rp40.000 dalam lima tahun terakhir, dan pertumbuhan ini akan semakin didukung oleh AI.
“Indosat juga tengah melatih model AI untuk memberikan layanan dan nilai maksimal kepada pelanggan, terutama melalui produk “Iron Three Platinum”,” sambungnya.
Vikram juga menyampaikan bahwa industri telekomunikasi secara umum berupaya untuk membawa lebih banyak disiplin pada paket perdana guna mencegah penyalahgunaan.
Indosat sendiri telah meningkatkan kuota paket perdana menjadi 35GB untuk mendorong perilaku penggunaan yang lebih bertanggung jawab.
Lebih lanjut, Vikram harap pelanggan tetap setia pada AI Northstar Indosat. Indosat berkomitmen untuk menjadi perusahaan telekomunikasi berbasis AI dengan mengaktifkan AI di seluruh organisasi. Perusahaan bekerja sama dengan Google dan McKinsey untuk melatih 500 karyawannya menjadi ahli AI.
“Di bidang teknologi, pabrik AI Indosat telah menandatangani kontrak senilai $35 juta dengan pelanggan domestik dan regional yang akan berjalan tahun ini, tetapi ini adalah kontrak multitahun,” terangnya.
Indosat juga berencana untuk menghadirkan Blackwell GB 200, GPU terkuat di dunia, ke Indonesia pada bulan Juli. (Q3 2025), yang diharapkan dapat memposisikan Indonesia sebagai negara infrastruktur AI.
“Karena saya selalu mengatakan bahwa Indonesia memiliki segalanya untuk menjadi infrastruktur untuk AI dalam hal listrik, air dan lain sebagainya,” tandas Vikram.
Sementara itu, Chief Financial Officer Indosat, Nicky Lee Chi Hung, menambahkan bahwa perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp13,5 triliun pada kuartal pertama 2025. Meskipun sedikit menurun secara kuartalan, jika disesuaikan dengan jumlah hari, penurunannya hanya sekitar 1 persen.
Lee juga menyoroti keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan efisiensi operasional melalui pemanfaatan solusi AI, yang berkontribusi pada peningkatan EBITDA sebesar 0,6 persen menjadi Rp6,5 triliun dan peningkatan margin EBITDA sebesar 1,9 poin persentase.
“Selain itu, laba bersih Indosat tercatat meningkat sebesar 27 persen secara kuartalan, didukung oleh pembalikan provisi dan penjualan aset yang tidak terpakai,” ujarnya.
Dengan kinerja keuangan yang solid, Indosat berhasil menurunkan rasio utang bersih terhadap EBITDA menjadi 0,36 kali, menunjukkan tingkat utang yang sangat rendah dan terkendali.
Dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya, pendapatan Indosat relatif stabil jika menghilangkan faktor satu hari tambahan pada Februari 2024. Margin EBITDA perusahaan juga meningkat sebesar 0,2 persen menjadi 47,2 persen, dan laba bersih tumbuh sebesar 1,3 persen secara tahunan.
Njcky juga menyoroti investasi besar-besaran Indosat dalam memberdayakan masyarakat Indonesia dan mendorong pertumbuhan digitalisasi, dengan peningkatan belanja modal (CapEx) sebesar 22,8 persen dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.
“Meskipun CapEx sedikit menurun dibandingkan kuartal keempat 2024 karena faktor musiman, Indosat menegaskan komitmennya untuk terus berinvestasi dalam infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan digital di Indonesia,” terangnya.
Sedangkan Director and Chief Business Officer Indosat, Muhammad Buldansyah, mengungkapkan bahwa Indosat berhasil menambah 700 ribu pelanggan seluler, sehingga total pelanggan mencapai 95,4 juta. Selain itu, Average Revenue Per User (ARPU) juga mengalami pertumbuhan yang positif, mendekati angka Rp40.000.
“Dari sisi pengguna data unik, Indosat mencatat peningkatan sebesar 1,3 juta pengguna pada kuartal pertama 2025,” ungkapnya.
Sementara itu, terjadi sedikit penurunan trafik data dibandingkan kuartal sebelumnya, yang menurut Buldansyah merupakan hal yang wajar disebabkan oleh faktor low season dan jumlah hari yang lebih sedikit di kuartal ini.
Indosat juga terus memperkuat infrastruktur jaringannya dengan menambah lebih dari 20.000 Base Transceiver Station (BTS).
“Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) memainkan peran penting dalam penempatan BTS baru ini, memastikan penambahan kapasitas jaringan dilakukan di lokasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan pelanggan, sekaligus mengoptimalkan jaringan dan efisiensi biaya,” ujarnya.
Sebagai panduan ke depan, Buldansyah menyampaikan bahwa Indosat menargetkan pertumbuhan pendapatan yang lebih baik dari pasar, pertumbuhan EBITDA yang sejalan, serta belanja modal (Capex) yang mendekati Rp13 triliun.
“Kinerja operasional kami sehat dan momentum positif terus kami lanjutkan di tahun 2025 ini. Kami akan terus membawa semangat gotong royong untuk masyarakat Indonesia dan berkomitmen untuk menghadirkan pengalaman digital kelas dunia yang menghubungkan dan memberdayakan setiap individu di Indonesia,” pungkas Buldansyah. (Ssk)