Harmonyfm — Serang, Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia (DPD REI) Banten kembali menggelar pameran properti tahunan, REI Banten Property Expo 2025, sebagai bagian dari komitmen tinggi mereka untuk mendukung program perumahan nasional, khususnya visi Presiden Prabowo Subianto, yaitu penyediaan 3 juta rumah untuk rakyat Indonesia.
Pameran ini juga diadakan sebagai langkah percepatan realisasi kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun ini yang mencapai 350.000 unit secara nasional, serta untuk menggerakkan kembali sektor industri properti yang mengalami perlambatan.
Acara yang berlangsung selama 7 hari, 24-30 November di Mall of Serang ini diikuti oleh kurang lebih 19 pengembang perumahan dari Kota Serang dan sekitarnya, empat Bank dan satu vendor Fortress Pintu Baja.
Peserta pameran meliputi pengembang dari berbagai skala, mulai dari pengembang besar, menengah, hingga pengembang yang fokus pada segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Ketua DPD REI Banten, Roni H Adali, menyatakan bahwa saat ini penyerapan kuota FLPP secara nasional baru mencapai 62-63 persen. “Ini adalah satu gerakan percepatan realisasi mengejar target kuota FLPP yang masih cukup besar,” ujar Roni.
Roni juga menyoroti peran pameran ini dalam menggerakkan perekonomian daerah, mengingat industri properti berdampak pada 175 industri turunan lainnya dan 34 UMKM yang bisa membuka banyak lapangan pekerjaan.
“Karena efek dari industri properti ini berdampak terhadap 175 industri lainnya. Dan 34 UMKM. Ini yang menggerakkan. sektor industri lainnya,” ungkapnya.
Pameran kali ini juga menjadi momentum yang tepat bagi masyarakat untuk membeli rumah karena berbagai kebijakan dan insentif dari pemerintah, di antaranya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) nol rupiah.
“BPHTB dan PBG di seluruh kabupaten/kota di Banten sudah nol alias gratis bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR),” ujar Roni.
Lebih lanjut Roni mengatakan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi yang menawarkan bunga 5 persen flat hingga tenor selesai, ditambah bantuan uang muka sebesar Rp4 juta.
“Bahkan untuk rumah komersil aja berlaku insentif PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) yang membuat PPN menjadi nol persen, memberikan keringanan harga yang signifikan,” terangnya.
“Inilah saatnya yang paling baik. Karena banyak kebijakan yang sudah diberikan oleh Kementerian Perumahan Kwasan Permukiman (PKP) kebijakan-kebijakan yang memudahkan para masyarakat ingin membeli rumah,” tegas Roni.
Kepala Bidang Perumahan DPRKP Provinsi Banten Suhadi, menyambut antusiasme gelaran REI Banten Property Expo 2025 sebagai ajang krusial bagi para pengembang untuk mendongkrak penjualan. Peningkatan signifikan pada kuota subsidi perumahan, yakni Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), menjadi sorotan utama yang diyakini akan mempercepat penyerapan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Suhadi mengungkapkan bahwa pemerintah telah meningkatkan kuota FLPP secara drastis pada tahun 2025. “Tahun kemarin (2024) kita ada 220.000 (unit), sekarang kita tingkatkan menjadi 350.000 unit. Ini peningkatan yang sangat drastis,” ujar Suhadi.
Peningkatan kuota ini mengubah dinamika pasar. Jika tahun sebelumnya pengembang kerap menagih ketersediaan kuota subsidi karena cepat habis, kini giliran pemerintah yang mendorong pengembang untuk meningkatkan kinerja penjualan.
”Sekarang gantian kita yang nagih. Developer mana penjualannya ini? Targetnya masih banyak,” tantang Suhadi.
Meskipun kuota nasional mencapai 350.000 unit, serapan saat ini baru berkisar kurang lebih 200.000 unit. Artinya, masih tersedia kuota yang cukup besar, didukung oleh unit-unit rumah yang sudah ready dan siap diakadkan dengan masyarakat melalui fasilitas FLPP.
Anggota Komisi I DPRD Kota Serang, Edi Santoso, menyatakan dukungan penuh terhadap REI Banten Property Expo 2025 sebagai upaya menyukseskan Program 3 Juta Rumah. Ia membenarkan komitmen Pemkot Serang yang telah membebaskan BPHTB dan PBG.
”Insya Allah kita optimis dengan pelaksanaan yang ada di REI Banten bahwa Banten akan sama-sama mensukseskan program 3 Juta Rumah ini,” ujar Edi.
Edi juga menyampaikan rencana strategis Pemkot Serang untuk meninjau kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pada tahun 2026. Revisi ini bertujuan untuk memperluas zona perumahan (zona kuning) di Kota Serang, termasuk di wilayah seperti Kecamatan Taktakan, yang saat ini masih banyak berstatus zona hijau, guna mengakomodasi kebutuhan perumahan yang terus meningkat.
”Kita akan perluas zona perumahan,” jelasnya, memastikan bahwa revisi RTRW ini bertujuan untuk menampung kebutuhan hunian yang semakin meluas. (Ssk)
