Harmonyfm – Serang, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Banten, Ameriza M Moesa, menyoroti potensi besar sektor pertanian di Banten yang tumbuh pesat dan mendesak pergeseran fokus pembangunan ke wilayah selatan provinsi tersebut.
Ameriza menekankan pentingnya penguatan agroindustri dan pariwisata di selatan Banten untuk mendorong pemerataan ekonomi.
Pertanian Banten: Motor Penggerak Ekonomi dengan Pertumbuhan Impresif
Menurut Ameriza, sektor pertanian Banten menunjukkan kinerja yang sangat impresif, bahkan mencapai pertumbuhan 11 persen. Lonjakan kinerja ini didukung oleh peningkatan signifikan dalam produksi padi.
“Terkonfirmasi bahwa sektor pertanian menjadi motor karena produksi padinya meningkat lumayan 16% dari sisi volume,” ujar Ameriza, dikuti pada Jum’at (07/11/25).
Data menunjukkan bahwa luas panen padi diperkirakan mencapai 347.700 hektar pada akhir 2025, meningkat 16 persen. Secara total, produksi pertanian Banten diperkirakan mencapai 2,17 juta ton, juga naik 16,3 persen.
“Peningkatan produksi yang dibarengi stabilitas harga ini turut menaikkan daya beli petani, yang tercermin dari peningkatan nilai tukar petani,” terangnya.
Strategi Pembangunan: Banten Selatan Dibangkitkan, Bantnlen Utara “Autopilot”
Ameriza menilai wilayah utara Banten sudah memiliki daya tarik yang kuat bagi investor dan bergerak secara mandiri atau “autopilot”. Oleh karena itu, ia mengusulkan agar perhatian dan sumber daya pembangunan difokuskan pada pengembangan wilayah selatan Banten.
Untuk wilayah selatan, Ameriza mencanangkan “Gerakan Agroindustri dan Pariwisata” sebagai kunci kekuatan. Fokus utama investasi di selatan Banten meliputi kawasan Agroindustri, industri hijau (Green Industry), dan Hospitalitas (Pariwisata).
“Kalau itu dipegang selatan, wah keren. Utaranya maju, bawahnya juga maju. Otomatis masalah permasalahan ekonomi kita tuh selesai semua secara tidak langsung,” tegasnya.
Peluang Besar di Selatan: Kakao dan Wisata Alam
Ameriza melihat potensi yang sangat besar di selatan Banten, terutama pada sektor pertanian yang memiliki lahan luas untuk perkebunan seperti kopi dan kakao (coklat).
Ia memberikan contoh ironis di mana pabrik coklat di Tangerang masih mengambil bahan baku dari luar daerah seperti Jogja, padahal Banten memiliki lahan subur untuk kakao.
Selain itu, sektor pariwisata di selatan dinilai sangat efektif dalam menciptakan lapangan kerja dengan cepat dan tidak memerlukan pelatihan berketerampilan tinggi (high-tech), sehingga kesempatan kerja dapat terserap oleh masyarakat luas.
“Kalau di bawah itu ada pusat-pusat wisata, ada wisata alam. Pasti kesempatan kerja yang tercipta itu akan keserap semua. Ekonomi akan berputar,” jelas Ameriza.
Ameriza menyimpulkan bahwa kemajuan yang merata di Banten akan tercapai dengan membangkitkan pariwisata, agroindustri, farming industry, sektor pertanian dalam lahan luas, dan didukung oleh industri yang hijau di wilayah selatan.
“Intinya, yang utara enggak usah dipikirin, tidur aja kita. Tapi yang di bawah itu kita bangkitkan pariwisatanya, kita bangkitkan agroindustri, farming industry, sektor pertanian dalam lahan luas, sama industri yang hijau,” pungkasnya.(ssk)







