Harmonyfm -Serang, Dunia pariwisata merupakan salah satu hal yang bisa meningkatkan perekonomian di suatu daerah. Dan tata cara pengelolaan wisata jadi kunci suksesnya sebuah tempat wisata.
Provinsi Bali merupakan salah satu tujuan wisata nomor satu yang paling sering di kunjungi, baik wisatawan lokal maupun mancanegara, melihat hal ini Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Banten mengajak Media, akademisi dan Bapenda Banten ke Bali selama tiga hari mulai 22 sampai 24 September 2023 untuk belajar tatacara pengelolaan wisata di tiga tempat wisata unggulan Bali yaitu Desa Adat Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali Safari, Jatiluwih Subak Bali. Selain tiga tempat wisata tersebut, ada dua tempat lainnya yang dikunjungi yaitu Bebek Tepi Sawah, dan Tanah Lot di Tabanan. Tujuannya, untuk melakukan studi banding sekaligus melihat pertumbuhan pariwisata dengan perkembangan digital saat ini.
Saat mengunjungi Desa Adat Panglipuran Ketua Pokdarwis Desa Adat Penglipuran I Nengah Moneng mengungkapkan, kunci dari berkembangnya wisata di Desa Adat Penglipuran adalah dengan konsistensi dan tetap menjaga kelestarian adat serta budaya.
” Kami mempunyai komitmen, dan selalu berupaya melakukan sosialisasi dan edukasi untuk menguatkan, bentuknya kami membentuk lembaga dan paguyuban, dari usia TK, dari hal ini di harapkan penerus kami memiliki karakteristik dan kepribadian yang kuat untujk menjaga desa adatnya sendiri,” ungkapnya.
“Kami memanfaatkan pendidikan formal dan Informal, komitmen Pemprov Bali kan kuat selalu menerapkan ada hari dimana siswanya harus pake baju adat dan bahasa Bali,” imbuhnya.
I Nengah juga mengatakan setiap rumah Desa Adat Penglipuran wajib mempunyai rumah tradisonal dua dan pintu gerbang satu. Sebagai komitmen di Desa Adat Penglipuran setiap rehab diwajibkan diberikan dana sebesar Rp10 juta untuk rehab atap. ” Kita berikan kesempatan ke mereka untuk membuat desa wisata semakin menarik untuk di kunjungi wisatawan,” tandasnya.
Desa Adat Penglipuran memiliki luas sekitar 120 hektare dengan penghuni sebanyak 240 kepala keluarga (KK) yang mayoritas warganya merupakan seorang petani. Masyarakat Desa Adat Penglipuran tetap menjaga adat istiadat yang diturunkan oleh leluhur, dengan ketaatan mereka dalam menjalankan setiap aturan yang diberikan oleh pemimpin.
Sementara saat kunjungi Jatiluwih, salah satu member Subak Bali Jatiluwih I Made Sujendra mengatakan, pengelolaan Subak Bali merupakan peninggalan turun temurun sejak dulu dan masyarakat di sana tetap mempertahankan itu. Salah satunya, dengan mengelola lahan persawahan tanpa mengubah manfaat serta kebiasaan jaman dulu. Mulai dari sistem pengairan, hingga penanaman benih, dan penggunaan pupuk alami yang diolah sendiri.
Dengan luas lahan sawah produktif sekitar 500 hektare, terdapat beberapa member atau pemilik lahan, seperti dirinya yang mengelola sekitar 40 are sawah yang ditanam padi hibrida, beras merah, beras putih, dan beras hitam.
Sedangkan saat mengunjungi Bali Safari dan Marine Park para peserta Bali Insights Fun Trip With Media and Stakeholder diajak berkeliling melihat satwa yang ada di Bali Safari. Dimana ada seribu hewan menakjubkan dan merupakan tempat perlindungan bagi beberapa spesies Langka dan terancam punah di dunia. Bali Safari dan Marine Park ini juga merupakan lembaga konservasi dan anggota dari Persatuan Kebun Binatang se-Indonesia.
Ada berbagai jenis satwa langka yang berasal dari 3 negara yaitu Indonesia, India dan Afrika. Terdiri dari 60 species dan 400 ekor satwa langka yang berasal dari Indonesia misalnya Jalak Putih, Burung Hantu, Tapir, Buaya, Babi Rusa dan Harimau Sumatra. Dari Negara India antara lain Rusa Tutul, Beruang Himalaya, Nilgai dan Black Buck. Satwa langka dari Afrika juga tidak ketinggalan seperti Kuda Nil, Burung Unta, Singa, Babbon, Zebra dan Blue Wildebeest.
Selain di ajak berpetualang para peserta juga mendapatkan edukasi tentang inovasi dan pemanfaatan digital marketing di Bali Safari dan Marine Park.
Perlu diketahui Bali Safari & Marine Park merupakan tempat wisata keluarga berwawasan lingkungan yang dibangun diatas tanah dengan luas area 40 hektar, terletak diantara 3 desa di Kabupaten Gianyar, yaitu desa Lebih, desa Serongga, dan desa Medahan.
Bali Safari and Marine Park ini dikelola oleh Taman Safari Group yang juga mengelola Taman Safari Indonesia satu di Cisarua Bogor, Jawa Barat, dan Taman Safari Indonesia dua di Prigen, Jawa Timur. (Ssk).