Harmonyfm-Serang, Setelah bertahun-tahun merugi sejak beroperasi pada 2016, Bank Banten menunjukkan tren positif dengan mencatatkan keuntungan sebesar Rp26,59 miliar pada akhir 2023 dan meningkat menjadi Rp39,33 miliar pada akhir 2024.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Operasional dan Transformasi Bank Banten, Rodi Judo Dahono saat Publik Ekpose tahun 2025, PT Pembangunan Daerah Banten (Perseroda) Tbk di Pendopo Gubernur Banten, KP3B Curug, Kota Serang, Kamis (10/04/25).
Rodi menjelaskan bahwa perubahan susunan direksi dan komisaris pada tahun 2023 menjadi momentum pembenahan bagi bank daerah tersebut.
“Meskipun belum terlalu besar, keuntungan ini membangkitkan harapan bahwa Bank Banten, jika dikelola dengan baik, akan memberikan profit,” ujarnya.
Meskipun aset Bank Banten sempat menunjukkan tren peningkatan hingga tahun 2021, terjadi penurunan pada tahun 2020 yang disebabkan oleh masuknya bank ke dalam pengawasan khusus.
Dia mengungkapkan bahwa strategi utama Bank Banten saat ini bukan lagi berfokus pada besaran total aset, melainkan pada peningkatan pendapatan bersih.
“Salah satu strategi kami adalah dengan mengurangi aset-aset yang berbiaya tinggi dan menurunkan konsentrasi Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan bunga tinggi. Yang penting bagi kami saat ini adalah untung dulu, tidak usah melihat dari sisi besaran aset,” tegas Rodi.
Dari sisi DPK, Bank Banten pernah mencapai titik tertinggi pada tahun 2018 sebesar Rp6,657 miliar, namun kemudian menurun hingga Rp4,6 miliar pada tahun 2021. Dia menjelaskan bahwa penurunan ini merupakan bagian dari strategi untuk menjaga likuiditas dan mengurangi ketergantungan pada dana-dana dengan bunga mahal.
“Alhamdulillah di tahun 2024, strategi penurunan ini sudah mulai menunjukkan hasil yang positif, di mana ketergantungan pada bunga-bunga tinggi mulai menurun,” katanya.
Hal ini tercermin pada pertumbuhan pendapatan bunga bersih Bank Banten.
Lebih lanjut, Rodi menyoroti perubahan fokus dalam penyaluran kredit. Setelah mencapai puncak tertinggi pada tahun 2019 sebesar Rp5,3 miliar, Bank Banten kini lebih selektif dalam memberikan pinjaman.
“Mulai tahun 2023, kami betul-betul hanya fokus untuk kredit dengan risiko yang rendah, yaitu kredit kepada Aparatur Sipil Negara (ASN), karena peronnya di kami, sehingga tanpa agunan pun lebih save,” jelasnya.
Untuk kredit produktif, Bank Banten memfokuskan diri pada kontraktor yang sumber pendanaan proyeknya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik provinsi maupun kabupaten/kota, yang dinilai lebih aman.
Sementara itu, kerjasama dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk penyaluran kredit UMKM juga dievaluasi karena margin yang tipis.
“Kami tidak lagi mau terjebak seperti tahun-tahun sebelumnya yang memperkuat dari sisi komersial namun pada akhirnya permasalahan terbesar ada di situ. Pertumbuhan kredit kami untuk tahun 2023-2024 fokus pada ASN, kontraktor dengan sumber dana APBD, dan UMKM dengan skema kerjasama yang lebih menguntungkan,” pungkas Rodi.
Dengan strategi yang berfokus pada efisiensi, pendapatan bersih, dan penyaluran kredit yang lebih terukur, Bank Banten optimis akan terus tumbuh dan menguat dari berbagai sisi, termasuk total aset, kredit, Dana Pihak Ketiga, dan profitabilitas. (Ssk)