Harmony FM- Serang, Dampak dari pandemi covid -19 tidak hanya menyerang sektor kesehatan saja tapi juga menyerang sektor perekonomian, melihat hal ini pemerintah pun melakukan pengendalian kesehatan yang di barengi dengan kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Untuk mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di masa pandemi ini, Bank Indonesia Provinsi Banten sangat mendorong transaksi non tunai, karena dengan transaksi non tunai menjadi salah satu media untuk memfasilitasi percepatan pemulihan perekonomian. Apabila transaksi berputar cepat otomatis konsumsi makin tinggi dan hal itu bisa membantu peningkatan pemulihan ekonomi.
Di kutip dari talkshow di Harmony FM beberapa waktu yang lalu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Erry P Suryanto mengatakan ada survey menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 persen transaksi non tunai itu akan bisa meningkatkan pendapatan perkapita sampai 0,08 persen kemudian juga 10 persen transaksi non tunai bisa meningkatkan belanja konsumen sampai 0,5 persen.
“Dengan makin banyak orang belanja diharapkan bisa membantu percepatan pemulihan ekonomi,” ujar Erry
Selain itu Bank Indonesia Banten juga mendorong UMKM untuk tetap bertahan, kreatif, dan inovatif. Salah satu caranya yaitu dengan memperluas dukungan sistem pembayaran Akseptasi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) di kalangan UMKM Provinsi Banten.
Berdasar data yang di lihat dari Instagram BI Banten sejak diresmikan tanggal 17 Agustus 2019, National Merchant Repository (NMR) QRIS di Provinsi Banten telah mencapai 617.422 NMR per tanggal 20 Agustus 2021. Secara spasial, 77 persen merchant QRIS di Provinsi Banten berlokasi di Tangerang Raya. Selain itu, dari segi usaha, merchant QRIS di Provinsi Banten didominasi oleh usaha mikro sejumlah 375.486 NMR diikuti oleh usaha kecil sejumiah 150.998 NMR. Berdasarkan data terakhir, per tanggal 20 Agustus 2021, Provinsi Banten tercatat sebagai Provinsi dengan jumlah NMR terbesar kelima se-Indonesia sejumlah 617.422 NMR.
Untuk Kota Cilegon 4 persen dengan jumlah merchant 22.821, Serang 13 persen dengan jumlah merchant 78.135, Pandeglang 3 persen dengan jumlah merchant 21.364, Lebak sebanya 3 persen dengan jumlah merchant 17.093, Tangerang Selatan ada 25 persen dengan jumlah 153.890 merchant, dan terakhir yang paling banyak Tangerang 52 persen dengan 324.119 merchant.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Banten Erwin Soeriadimadja mengatakan untuk perluasan Akseptasi QRIS, BI Banten dan juga kantor BI lainnya berkolaborasi dengan perbankan dan juga berbagai komunitas, baik instansi maupun kelompok masyarakat, dan menggandeng Kepala Daerah di awal dan perluasan QRIS.
“Tujuannya agar beberapa kebutuhan pembayaran atau iuran bisa di buka melalui QRIS, sekaligus supaya bisa jadi role model bagi pihak-pihak lain,” terang Erwin
Untuk komunitas, lanjut Erwin, BI Banten bekerja sama dengan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten, kepolisian, Pesantren, Universitas, asosiasi pasar dan masih banyak lainnya.
QRIS juga telah diterapkan sebagai salah satu metode pembayaran di berbagai sektor, sehingga mendorong efisiensi perekonomian. Manfaat yang diperoleh tidak terbatas untuk transaksi perdagangan ritel di berbagai komunitas baik di pasar tradisional maupun modern dan universitas, namun QRIS juga digunakan untuk e-ticketing pariwisata, pendidikan, pesantren, transportasi, parkir, e-retribusi Pemda, donasi sosial dan keagamaan.
“Manfaat QRIS sangat banyak, termasuk juga pembayara retribusi dalam rangka elektronifikasi keuangan daerah maupun pembayaran retribusi seperti PAM, Listrik dan masih banyak lainnya,”ujar Erwin
Menurut Erwin BI juga mengembangkan QRIS Tanpa Tatap Muka (QRIS TTM) dan QRIS Transfer, Tarik, Setor (QRIS TTS). “QRIS TTM sudah ada namun baru beberapa penyelenggara jasa sistem pembayaran yang menyediakan karena memerlukan penyesuaian aplikasi, sedangkan untuk QRIS TTS masih dalam on proses, kita saat ini fokus dulu untuk perluasan QRIS di retail dan elektronifikasi keuangan daerah. Intinya kita dorong non tunai dulu dan bekerja sama dengan berbagai pihak,”terangnya
Sementara Kepala Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pendapatan Daerah Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Banten Tb Regiasa Fajar saat talkshow di Harmony FM mengatakan sangat mendukung BI dalam gerakan non tunai ini, karena untuk di Banten sendiri Bapenda sudah melakukan transaksi non tunai, dan sudah melakukan terobosan-terobosan untuk mendukung transaksi non tunai ini.
“Saat ini kita sudah mengeluarkan kebijakan berupa terobosan-terobosan, yang sudah berjalan adalah e-samsat, selain itu kita juga ada mengeluarkan aplikasi SAMBAT (Samsat Banten Hebat) bekerja sama dengan bank daerah, kita juga sudah melaunching kan pembayaran non tunai melalui e-commerce, kita juga sedang mengembangkan aplikasi JEMPOL (Jemput Pajak Online), ada TAPAK (Tabungan Pajak) Banten,”kata Regia
“Untuk mendukung pembayaran non tunai termasuk QRIS ini kita sedang siapkan sarana dan prasarananya, selama pandemi ini kita selalu minta masukan dari BI sehingga saat mengeluarkan kebijakan-kebijakan BI bisa membantu penerapannya, kita sangat siap membantu BI mencanangkan QRIS di Banten,”imbuh Regia
Sedangkan Kepala BRI Serang Hajar Sasongko mengatakan untuk pembayaran non tunai BRI sudah memiliki aplikasi BRIMO (BRI Mobile), BRI Store, dan Smart Belling.
“Kalau untuk QRIS sendiri sebenarnya kita sudah melakukan beberapa program, salah satunya program Strawbery, program ini di gunakan untuk mendigitalisasi pasar, kita sekarang sudah melakukannya di pasar Rau dan pasar Ciruas, nanti di dalamnya ada web pasar id, jadi nasabah-nasabah ini bisa belanja melalui web tadi yang juga kita lengkapi dengan QRIS sehingga kalau mau bayar bisa secara langsung scan, terus yang sudah kita lakukan lagi adalah akuisisi QRIS di lingkungan kepolisian seperti di kantin – kantin, di Disperindag kita juga lagi usaha pasang QRIS di UMKM, sehingga kita bisa meningkatkan utilisasi penggunaan QRIS,”tegas Hajar
Perlu diketahui untuk mendorong percapatan Pemulihan Ekonomi Nasional memang diharuskan melakukan inovasi dan menerapkan pembayaran secara digitalisasi menggunakan QRIS, khususnya untuk warga Banten, sesuai taglinenya “Hayu geh ngangge QRIS”. (Ka)