Harmonyfm -Serang, Pemerintah Provinsi Banten terus meningkatkan kolaborasi dan sinergi untuk mengendalikan inflasi daerah. Dimana, Inflasi Provinsi Banten menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Banten mencapai 3,15% lebih rendah dari Inflasi Nasional sebesar 3,52%.
“Dengan angka inflasi Provinsi Banten yang berada di bawah rata-rata nasional, ini menandakan bahwa kolaborasi dan sinergi antar pemerintah pusat dan daerah mampu berjalan dengan baik,” ungkap Pelaksana harian (Plh) Sekretaris Daerah Provinsi Banten Virgojanti seusai mengikuti rapat pengendalian inflasi secara online, di pendopo KP3B, Curug, Kota Serang. Senin, (17/7/2023).
Virgo menyampaikan, kolaborasi yang terjalin selama ini akan terus ditingkatkan yaitu baik dalam pengendalian harga komoditas, ketersediaan pangan atau dalam penggunaan Biaya Tak Terduga (BTT) sekaligus, yang mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Pada intinya kolaborasi ini dalam pengendalian Inflasi. Dimana salah satunya kemarin kita memiliki 3 Kabupaten/Kota yang mengalami indeks peningkatan harga. Namun, berkat kolaborasi sekarang hanya 2 Kabupaten/Kota saja,” jelasnya.
Dia menyampaikan kolaborasi yang dilakukan di Kabupaten/Kota ini juga menggandeng Dinas-Dinas yang memiliki peran penting dalam pengendalian inflasi. Seperti halnya dalam menangani harga komoditas yang perlu dilakukan intervensi setiap harinya.
“Karena kegiatan ini sudah diikuti oleh Kabupaten/Kota serta Dinas terkait maka saya yakin mereka atau bahkan kita semua sudah tau apa yang harus dilakukan dalam mengendalikan inflasi ini,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, virgo juga menyampaikan kolaborasi pemerintah pusat dan daerah dalam pengendalian inflasi juga bisa melalui bantuan sosial yang sangat mempengaruhi aktivitas ekonomi masyarakat. Bantuan sosial di sini selain dalam pemberian sembako atau uang tunai juga berupa pelaksanaan pasar murah yang pada tahun ini ditargetkan dilaksanakan di 90 titik di Provinsi Banten.
“Kolaborasi juga kita lakukan melalui pemberian bantuan yang tidak hanya memberi sembako atau uang saja. Namun melalui pasar murah yang mudah-mudahan bisa membantu aktivitas ekonomi dan juga harga komoditas tetap terkendali,” ujarnya.
Virgo juga menyampaikan bahwa, kolaborasi dan sinergi yang dioptimalkan ini juga diterapkan pada penggunaan Biaya Tak Terduga (BTT) di setiap daerah.
“BTT sudah kita siapkan, ini digunakan misalkan operasi pasar sudah kita lakukan tapi harga tetap tinggi ternyata masalahnya ada di biaya distribusi yang mahal maka kita perlu bantu melalui BTT ini,” ungkapnya.
Namun, virgo menambahkan penggunaan BTT ini diprioritaskan untuk keadaan darurat atau keperluan mendesak yang tidak dapat diprediksi sebelumnya seperti dalam memberikan bantuan untuk bencana.
“Namun perlu diingat, BTT ini bukan hanya untuk inflasi tapi juga di prioritaskan untuk keperluan yang sangat penting seperti membantu daerah dalam menanggulangi akibat bencana,” jelasnya. (Rls/Ssk).