Harmonyfm -Serang, Kontingen Provinsi Banten berpeluang meraih emas dari Cabang Olahraga (Cabor) Catur Perorangan pada Pornas Korpri Ke-63 setelah atlet catur Diyah Rahmawati bertengger sebagai pimpinan klasemen sementara. Diyah mengalahkan Alivia dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia pada babak pertandingan keenam, di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (16/07/2023) malam.
Atas kemenangan itu, Diyah berada pada urutan klasemen sementara paling atas dengan 5 setengah poin. Satu tingkat lebih banyak dari lawannya pada babak final yakni Neneng Ghina Syaada dari BPJS Kesehatan dengan 4 poin.
Pertandingan final sendiri berlangsung hari ini, Senin (17/7/2023) di tempat yang sama.
“Cabor Catur perorangan putri merupakan yang pertama masuk ke final dari 5 Cabor yang diikuti, dan Diyah mempunyai peluang besar untuk mendapatkan emas,” kata manager Cabor Catur Beni Ismail.
Sementara itu untuk beregu Putra, Kontingen Banten kalah 3-1 dari Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), sehingga kini tim beregu Putra berada pada urutan ke-10.
Namun demikian, lanjut Beni, tim beregu Putra masih ada kesempatan sekali lagi bertanding pada Senin (17/7/2023). “Target kami di bawah 10 besar,” imbuhnya.
Pada pertandingan sebelumnya, dalam Pekan Olahraga Nasional (Pornas) Ke-XVI ini Diyah juga berhasil memenangkan pertandingan melawan Fide Master Kadek Iin Dwijayanti dari Kementerian PUPR RI.
Sementara itu dari venue GOR Sahabat Arena dengan pertandingan Bola Basket, Kontingen Provinsi Banten dibawah asuhan Kepala Dinas PUPR Provinsi Banten Arlan Marzan terpaut tipis dari Kemenpora RI dengan skor 33-32 untuk tim dari Banten.
Ketatnya poin yang diperoleh itu, membuat pertandingan kedua tim berlangsung seru dan menegangkan. Beberapa kali kedua tim terlibat ketegangan, terbawa oleh atmosfir pertandingan.
“Hasil ini sungguh di luar ekspektasi. Karena kita semula memperkirakan akan tertinggal jauh dari Kemenpora, karena di sana ada pemain eks Timnas,” ujarnya.
Tapi ternyata tidak, tambahnya, Banten hanya terpaut satu angka. Itupun karena kesempatan dua kali shoot free throw pada menit terakhir gagal, padahal skor waktu itu sudah 33-32.
“Kalau saja kedua shoot free throw kita masuk, pasti kita yang menang,” pungkasnya.
“Namanya juga pertandingan, pasti ada kalah dan menang. Tapi dari apa yang kita dapat kita bisa ambil pelajaran dari situ seperti triknya, sportifitasnya dan yang lainnya,” tutup Arlan. (Rls/Ssk).