Harmonyfm – Serang, PT Mitra Sendang Kemakmuran, selaku main dealer sepeda motor Honda wilayah Banten, terus berkomitmen meningkatkan kesadaran keselamatan berkendara. Kali ini, Honda Banten menggelar edukasi Safety Riding dalam rangkaian acara Economic Outlook yang diinisiasi oleh Pokja Wartawan Ekonomi Bisnis dan Pariwisata (Ekbispar) Banten di Hotel Horison Ratu Ultima Serang, Kamis (19/12/25).
Edukasi ini difokuskan pada kemampuan prediksi bahaya, di mana para jurnalis diajarkan cara mengidentifikasi situasi berpotensi kritis di jalan raya serta mengambil tindakan pencegahan sebelum kecelakaan terjadi.
Instruktur Safety Riding Honda Banten, Nicko Triandana, memaparkan data yang cukup memprihatinkan. Ia menyebutkan bahwa 77 persen kecelakaan di jalan raya melibatkan sepeda motor. Tragisnya, 53 persen dari total korban berada di usia produktif, yakni rentang 15 hingga 39 tahun.
“Tingginya angka ini disebabkan mobilitas yang sangat tinggi, mulai dari pelajar hingga pekerja. Namun sayangnya, aktivitas yang padat ini tidak selalu dibarengi dengan perilaku berkendara yang aman,” ujar Nicko.
Dalam sesi tersebut, Nicko merinci enam kesalahan fatal yang paling sering dilakukan pengendara di jalan raya:
* Ceroboh Terhadap Situasi Depan: Kurang fokus karena terburu-buru atau menggunakan ponsel.
* Tidak Menjaga Jarak Aman: Sering “menempel” kendaraan di depan.
* Melampaui Batas Kecepatan: Tidak mematuhi aturan kecepatan (Pemukiman 30 km/jam, Dalam Kota 50 km/jam, Antarkota 60 km/jam).
* Ceroboh Saat Berbelok: Salah komunikasi lampu sein atau kurang memantau lingkungan.
* Ceroboh Saat Mendahului: Menyalip tanpa perhitungan matang dan kode yang benar.
* Kondisi Lelah: Memaksakan berkendara saat mengantuk atau kehilangan fokus.
Salah satu materi menarik yang dibagikan adalah metode mengukur jarak aman sejauh 30-40 meter menggunakan hitungan detik.
“Gunakan benda mati seperti tiang listrik sebagai patokan. Saat kendaraan di depan melewati tiang itu, mulailah berhitung ‘seribu satu, seribu dua, seribu tiga’. Jika Anda sudah sejajar dengan tiang sebelum hitungan ketiga selesai, berarti jarak Anda terlalu dekat,” jelas Nicko.
Penggunaan kata “seribu” bertujuan menjaga ritme hitungan agar setara dengan satu detik secara akurat.
Sebagai penutup, Nicko mengingatkan para pengendara untuk membuang jauh-jauh ego, seperti melakukan aksi freestyle di jalan umum. Ia juga menyarankan pengendara yang lelah untuk beralih ke transportasi umum demi keselamatan.
“Lebih baik keluar biaya sedikit untuk transportasi umum daripada harus menanggung kerugian yang jauh lebih besar akibat kecelakaan fatal,” pungkasnya.(ssk)







