harmonyfm-JAKARTA, Enam belas tahun sudah kwartet anthemic pop kontemporer lightcraft bersama sebagai satu band. Bermula dari sebuah band kampus untuk bersenang-senang di tahun 2006, kini menjelma menjadi satu pencapaian panjang bagi unit asal Jakarta ini. Ini adalah suatu hubungan yang telah melewati berbagai tempaan, hubungan yang didasari harapan yang sama untuk hari esok yang lebih baik dalam bermusik dan juga bagi satu sama lain.
Harapan dan cinta selalu menjadi tema di setiap lagu mereka. Dan sekarang, kedua hal tersebut menjadi dasar dari album keempat mereka “Hope + Love”, satu kumpulan lagu yang menandakan permulaan sebuah era baru bagi kwartet ini dan sebagai puncak dari rasa percaya mereka akan kekuatan harapan dan cinta.
Terdiri dari dua belas karya sinematik yang kuat dan menyentuh hati, setiap lagu di album ini mengusung pesan tentang pentingnya terus berharap dan tetap positif, sekaligus menitikberatkan pentingnya cinta di dalam kehidupan sehari-hari. Dari setiap lagunya dapat terdengar band yang telah jauh berevolusi dan menghembuskan angin segar.
“Perjalanan kami memang cukup berliku. Namun kami terus melaju hingga ke titik sekarang ini dengan album keempat kami. Kami sadar kalau tanpa harapan dan cinta, kami belum tentu bisa bertahan sampai sejauh ini. Hidup akan terasa hampa tanpa. Lewat ‘Hope + Love’, kami ingin berbagi apa yang kami rasa sekaligus mengingatkan pentingnya untuk percaya akan sebuah harapan untuk hari esok yang lebih baik dan terus mencintai satu sama lain. Melihat keadaan dunia saat ini, rasanya harapan dan cinta adalah dua hal yang paling dibutuhkan saat ini,” ujar vokalis dan penulis lagu, Imam Surataruna.
Lahirnya “Hope + Love” diawali dengan dirilisnya lima single yaitu “Life”, “Don’t Fight This Feeling” (yang diproduseri oleh Petra Sihombing), “Dream Dancer”, “Feathers” (yang menampilkan rapper Pretty Rico), dan “Forever”. Di album tersebut, terdapat tujuh lagu baru: lagu cinta nan rancak “True (You)”, single terbaru “Permanence”, “If Ever” yang melankolis, “Like a Fire”, “Carry Your Heart” yang menampilkan produser asal Singapura DSML, “This Day & Age” yang menghadirkan Natasha Udu (Lomba Sihir), dan lagu akustik penutup “This Life”.
Anda akan terkejut dengan disajikannya nuansa yang cukup berbeda dari lightcraft di “Hope + Love”, di mana akan terdengar eksplorasi bermusik yang inovatif dan menggebrak namun masih mempertahankan ciri khas music mereka yang anthemic. Diselimuti dengan suara-suara synth yang terinspirasi dari musik era 80an, pola drums yang eksplosif, dan juga riff-riff gitar dan keyboard yang ciamik, “Hope + Love” juga turut menghadirkan beberapa kolaborator istimewa seperti rapper Pretty Rico, produser asal Singapura DSML dan penyanyi Natasha Udu (Lomba Sihir). Semua di atas menjadikan album tersebut bak kesatuan lagu-lagu pop kontemporer yang mengajak para pendengar untuk ikut dengan lightcraft dalam sebuah perjalanan sambil menikmati indahnya suasana matahari terbenam.
Adalah di single terbaru “Permanence”– focus track dari “Hope + Love” – di mana evolusi dari musik lightcraft bersinar terang. Sebuah lagu pop modern mempesona penuh dengan alunan synth yang berkilau dan melodi vokal yang catchy, “Permanence” menceritakan tentang seberapa pentingnya hal-hal sekecil apapun yang dapat membawa kebahagiaan di dalam hidup yang sering luput dari pandangan banyak orang. Dan sedikit perubahan persepsi kepada hal-hal tersebut dapat memberikan rasa apresiasi yang lebih terhadap kehidupan.
Membantu lightcraft dalam proses produksi dan mixing album kali ini adalah Wisnu Ikhsantama Wicaksana (.Feast, Hindia, Lomba Sihir, Reality Club), Iqbal MSSVKNTRL (Prince Husein), Petra Sihombing, dan DSML. Sedangkan untuk urusan mastering ditangani oleh mastering engineer asal Jerman Marcel James. Meidina Rizki sebagai creative director bertanggung jawab penuh dalam pengerjaan desain dan artwork album.
“Lahir dari masa pandemi yang tak menentu, harapan kami adalah agar ‘Hope + Love’ dapat memberikan cahaya positif bagi para pendengar, membuat mereka tersenyum lebar dan merasa lebih bahagia dalam hidup. Sebuah proses yang penuh tantangan, tapi kami cukup puas dan senang telah berhasil melaluinya dengan selamat. Semoga album ini dapat dinikmati oleh semua orang sebagaimana kami menikmati proses pembuatannya,” ujar gitaris Fari Febrian.